annyeonghaseyo^^ Selamat Datang diblogku~ semoga bermanfaat yaa^^ terimakasih sudah berkunjung^^~

Selasa, 23 Juni 2015

ERP (Enterprise Resource Planning)


ERP
(Enterprise Resource Planning)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian ERP
Enterprises Resource Planning (ERP) bertindak sebagai tulang punggung lintas fungsi perusahaan yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses internal dan system informasi dalam fungsi produksi, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan dan sumber daya manusia perusahaan (O’Brien, 2005). Konsep ERP dikembangkan dengan latar belakang pemikiran perlunya dilakukan aktivitas pengintegrasian proses secara lintas fungsi di dalam perusahaan, agar dapat lebih responsive terhadap berbagai kebutuhan pelanggan atau “customer”.

Aplikasi ERP adalah suatu paket piranti lunak (software) yang dapat memenuhi kebutuhan suatu perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhan aktivitasnya, dari sudut pandang proses bisnis di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Dilibatkannya aplikasi atau software dalam konsep ERP adalah semata-mata karena perangkat teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah berupa:  penghapusan proses-proses yang tidak perlu (process elimination), penyederhanaan proses-proses yang rumit atau bertele-tele (process simplification), penyatuan proses-proses yang redundan (process integration), dan pengotomatisasian proses-proses yang manual (process automation).

1.2. Perkembangan ERP
A. Tahun 1960an—komputer generasi awal, sistem titik pemesanan ulang (ROP) dan perencanaan kebutuhan bahan awal (MRP).
Dalam tahun 1960an persaingan yang utama adalah biaya, yang menghasilkan strategi produksi yang berfokus pada produk yang didasarkan pada produksi dengan volume yang tinggi, pengurangan biaya, dan mengasumsikan kondisi ekonomi yang stabil. Pengenalan sistem titik pemesanan ulang (Re-Order Point) yang terkomputerisasi meliputi kuantitas pesanan ekonomis dan titik pemesanan ulang ekonomis, kebutuhan perencanaaan produksi dasar dan kontrol yang memuaskan dari perusahaan-perusahaan tersebut  MRP (Material Requirment Planning) menjadi pendahulu dan tulang punggung dari MRP II dan ERP yang muncul pada akhir 1960an melalui usaha bersama antara J.I Case, sebuah pabrikan traktor dan mesin-mesin konstruksi  lainnya, yang bekerjasama dengan IBM.

B. Tahun 1970an—MRP serta perkembangan hardware dan software.
Akhir 1970an persaingan utama beralih ke pemasaran, yang mengakibatkan penerapan strategi target pasar dengan penekanan pada perencanaan dan integrasi produksi yang lebih besar. Sistem MRP untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik karena adanya integrasi antara forecasting (peramalan), penjadwalan utama, pembelian, ditambah pengontrolan di lantai produksi. Pertengahan 1970an mengalami kelahiran perusahaan software utama yang nantinya akan menjadi pabrikan ERP utama. Pada tahun 1972 lima insinyur di Manheim, Jerman, menciptakan SAP (systemanalyse und Programmentwicklung).
Tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan dan memasarkan software standar bagi solusi-solusi bisnis yang terintegrasi. Lawson Software didirikan pada tahun 1975 ketika Richard Lawson, Bill Lawson, dan rekan bisnisnya John Cerullo melihat kebutuhan untuk solusi teknologi perushaan sebagai sebuah alternatif untuk menyesuaikan aplikasi software bisnis. J.D. Edwards (yang didirikan oleh jack Thompson, Dan Gregory serta Ed McVaney) dan Oracle Corporation (oleh Larry Ellison) didirikan pada tahun 1977. Oracle menawarkan SQL (Structure Query Language) sistem manajemen database.
Pada tahun 1975 IBM menawarkan Sistem Manajemen dan Akuntansi Pabrik yang oleh Bill Robinson dari IBM anggap sebagai pelopor ERP yang sesungguhnya. Sistem ini menciptakan pos general ledger (buku besar) dan penentuan biaya pekerjaan ditambah update peramalan (forecasting) yang keluar masuk dari inventori maupun transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari pesanan pelanggan yang menggunakan bill of material standar atau bill of material yang disertakan pada pesanan pelanggan.
Aplikasi yang terintegrasi ini menempatkan MMAS (Manufacturing Management and Account System) ke level yang lebih baik karena dapat mengakomodasi buku besar, account payable, pesanan masuk dan tagihan, account receivable, analisis penjualan, penggajian, penunjang sistem pengumpulan data, penentuan produk dan produksi (pemroses bill of material yang lama), kemampuan kontrol dan monitoring produksi. Pada tahap yang kedua, IBM menambahkan forecasting (peramalan), perencanaan kebutuhan kapasitas, pembelian, dan modul-modul perencanaan jadwal produksi berskala besar pada aplikasinya (Robinson, 2006).
Tahun 1978 SAP merilis versi software-nya yang semakin lebih terintegrasi, yang disebut sistem SAP R/2. R/2 memanfaat secara penuh teknologi komputer mainframe saat itu, yang memungkinkan untuk interaktivitas antara modul-modul juga kemampuan tambahan seperti misalnya penelusuran pesanan.

C. Tahun 1980an—MRP II
JD Edwards mulai berfokus pada software yang bisa digunakan untuk menulis untuk sistem /38 IBM pada awal 1980an. Sistem ini menjadi alternatif yang jauh lebih murah dibandingkan komputer mainframe: sistem ini menyediakan disk drive yang fleksibel dengan kapasitas yang berguna untuk bisnis yang berskala kecil dan sedang. Istilah MRP mulai diterapkan pada fungsi-fungsi yang mencakup fungsi yang lebih mengarah pada penggunaan perencanaan sumberdaya manufaktur ketimbang perencanaan kebutuhan bahan. Akhirnya MRP II digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki sistem yang lebih baru. Strategi manufaktur menekankan kontrol proses yang lebih besar, manufaktur kelas dunia, dan terfokus pada penurunan biaya overhead. Penjadwalan closed loop, pelaporan lantai produksi yang lebih tepat, dan hubungan yang saat bersamaan (due date) antara penjadwalan dengan pembelian, ditambah sifat pelaporan biaya secara terinci dari sistem MRP II yangberkembang terus, yang ditujukan untuk menunjang inovasi-inovasi baru.
Pada awal 1980an, Ollie Wight mulai menyebut sistem baru ini” Perencanaan Kebutuhan Bisnis” hanya saja mendapati bahwa nama ini telah didaftarkan sebagai sebuah merek. Jadi dia menyebut sistem-sistem itu sebagai sistem ”MRP II”, yang sejak akhir 1980an, ”diterjemahkan” sebagai ”Manufacturing Resources Planning”.
Pada tahun 1981 perusahaan software yang masih baru Baan telah mulai menggunakan UNIX sebagai sistem operasi mereka yang utama pada komputer DEC generasi awal. Baan mengeluarkan produk software utama nya yang pertama pada tahun 1982 dan sejak 1984 berfokus mengembangkan software untuk manufaktur. Pada tahun 1983, DEC mengeluarkan komputer VAX-nya, sebuah upgrade besar-besaran melebihi komputer-komputer multiuser sebelumnya. Selain itu, sistem database SQL ditulis dengan bahasa pemrograman C yang bisa dipindah-pindahkan dan dikembangkan oleh Oracle pada akhir tahun 1970an yang dibuat secara luas. Hal tersebut menawarkan fleksibilitas dalam kemampuan untuk menulis software yang bisa dijalankan pada komputer-komputer darimanufaktur yang berbeda.
Perusahaan software PeopleSoft didirikan oleh Dave Duffield dan Ken Morris pada tahun 1987. Perusahaan ini menawarkan Human Resource Management System (HRMS) yang inovatif pada tahun 1988. Dengan penambahan PeopleSoft, semua perusahaan software ERP utama kini semakin kokoh. Meskipun terdapat banyak perusahaan lain yang menawarkan software bisnis, SAP, IBM, JD Edwards, BAN, PeopleSoft dan Oracle bisa membuktikan memiliki dampak yang paling besar pada perkembangan software MRP di masa datang.
Pada akhir tahun 1980an IBM keluar dengan update software COPICS mereka yang baru yang memperkenalkan singkatan kata baru CIM (Computer Integrated Manufacturing). Struktur CIM memiliki lapisan pendukung, yang meliputi pendukung administratif, pendukung pengembangan aplikasi dan pendukung keputusan. Lapisan terbawah merupakan serangkaian aplikasi inti yang meliputi, database, tools komunikasi dan presentasi. Dengan acuan pada ”seluruh perusahaan”, perpindahan dari MRP awal ke MRP II ke CIM ke ERP (IBM, 1989; Robinson, 2006).

D. Tahun 1990an—MRP II dan Sistem ERP awal
Istilah ERP ditemukan pada awal 1990an oleh Gartner Group (Wylie, 1990). Definisi mereka mengenai ERP meliputi kriteria untuk mengevaluasi ingkatan yang software benar-benar terintegrasi baik di seluruh maupun di dalam berbagai bagian fungsional. Tahun 1999 dominasi IBM pada tahun 1980an telah menurun ketika JD Edwards, Oracle, PeopleSoft, Baan dan SAP semakin mengendalikan pasar software ERP. Berikut ini statistik industri dari tahun 1999:
  • JD Edwards memiliki lebih dari 4700 pelanggan dengan lokasi lebih dari 100 negara.
  • Oracle memiliki 41.000 pelanggan di seluruh dunia, dengan 16.000 di Amerika Serikat.
  • Software PeopleSoft digunakan oleh lebih dari 50% pada pasar human resources
  • SAP adalah perusahaan software antar perusahaan yang terbesar di dunia dan secara keseluruhan pemasok software independen terbesar keempat di dunia. SAP mempekerjakan lebih dari 20.000 orang di lebih dari 50 negara.
  • Lebih dari 2800 dari sistem perusahaan dari Baan telah diimplementasikan pada kira-kira 4800 lokasi di seluruh dunia.

E. Tahun 2000an—konsolidasi pabrikan software
Y2K sudah pasti merupakan ”peristiwa” tunggal yang menandakan baik kematangan industri ERP maupun konsolidasi para pabrikan ERP kecil dan besar. Tahun 2002, dan menyusul meledaknya teknologi internet, perusahaan software sedang berupaya mencari cara-cara untuk meningkatkan penawaran dan meningkatkan pangsa pasar. Antara tahun 2000 dan 2002 perusahaan software menghadapi tekanan untuk memperkecil ukuran software yang menyusul pada perkembangan yang pesat.

1.3. Tujuan Sistem ERP
Tujuan system ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan. ERP   merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan untuk: Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise Menghasilkan informasi yang real-time Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.

1.4. Konsep Dasar Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut ini adalah konsep dasar tentang Enterprise Resource Planning (ERP), antara lain:
·         Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
·         ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.

1.5.  Karakteristik Enterprise Resource Planning (ERP)
Sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
·            Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
·            Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
·            Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
·            Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data.
·            Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.



Sedangkan karakteristik ERP menurut Daniel E. O’Leary meliputi hal-hal sebagai berikut :
·         Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain  untuk lingkungan pelanggan pengguna  server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
·         Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
·         Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
·         Sistem ERP menggunakan basis data perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja.
·         Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time)
·         Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Modul / Fasilitas Enterprise Resource Planning (ERP)
1.      Keuangan
Kelompok modul keuangan yang biasanya terdapat padasistem ERP menyediakan berbagai fasilitas untuk menjalankan fungsi manajemen keuangan dan dukungan analisis bagi berbagai lokasi bisnis yang tersebar di berbagai belahan dunia. Modul keuangan terdiri atas serangkaian subsistem yang meliputi :
·         Financial Accounting (General Ledger, AR/AP, Special Ledger, Fixed Asset Accounting, Legal Consolidation).
·         Controlling (Overhead Cost Controlling, Activity Based Costing, Product Cost Accounting, Profitability Analysis).
·         Investment Management (Investment Planning, Budgeting, Controlling, Depreciation Prediction, Simulation and Calculation).
·         Treasury (Cash Management, Treasury Management, Market Risk Management, Fund Management).
·         Enterprise Controlling ( Executive Information System, business Planning and Budgeting, Profit Center Cost).

2.      Penjualan dan Distribusi
Kelompok modul ini terdiri atas serangkaian modul-modul yang ditujukan untuk mendukung aktivitas penjualan dan distribusi. Secara umum system penjualan dan distribusi terdiri atas beberapa submodul sebagai berikut :
·         Master Data Management.
·         Order Management (Sales Order Management dan Purchase Order Management).
·         Warehouse Management (Inventory Planning, Inventory Handling, Inventory Reporting, Inventory Analysis, Intelligent Location Assignment, Lot Control, Distribution Data Collection).
·         Shipping
·         Billing
·         Pricing
·         Sales Support
·         Transportation
·         Foreign Trade

3.      Produksi
Dukungan sistem ERP pada manajemen proses produksi dilakukan melalui serangkaian modul-modul yaitu :
·         Material and capacity Planning
·         Shop Floor Control
·         Quality Management
·         Just in Time / Repetitive Manufacturing
·         Cost Management
·         Engineering Data Management
·         Engineering Cost Control
·         Configuration Management
·         Serialisation / Lot Control
·         Tooling

4.      Sumber Daya Manusia
Modul Sumber Daya Manusia (Human Resource) pada kebanyakan sistem ERP memiliki sekumpulan fitur-fitur yang dapat terintegrasi dengan modul-modul lain serta dapat dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi dan aturan di suatu wilayah. Beberapa submodul yang biasanya terdapat pada modul HR adalah :
·         Personel Management
·         Organizational Management
·         Payroll Accounting
·         Time Management
·         Personel Development




5.      Pemeliharaan Sarana Produksi
Modul ini biasanya meliputi sekumpulan produk yang mencakup semua aspek perawatan pabrik / peralatan dan terintegrasi dengan modul – modul lainnya. Submodul yang umumnya tersedia pada modul ini yaitu :
·         Preventive Maintenance Control
·         Equipment Tracking
·         Component Tracking
·         Plant Maintenance Calibartion Tracking
·         Plant Maintenance Warranty Claim Tracking

6.      Management Kualitas
Sistem management kualitas meliputi dukungan atas implementasi control kualitas di seluruh proses dalam perusahaan. Tugas management bergerak dari produksi (fase implementasi), perencanaan produksi dan pengembangan produk (fase perencanaan), pembelian, penjualan, dan distribusi. Dalam area produksi jaminan kualitas tidak hanya dipandang sebagai inspeksi dan eliminasi kerusakan, tetapi berfokus juga kepada proses produksi itu sendiri. Submodul yang terdapat dalam kelompok fungsi managemen kualitas yaitu :
·         Quality Planning
·         Quality Inspection
·         Quality Control

7.      Material Management
Modul material management mengoptimasi semua proses yang terkait dengan perencanaan, pengadaan, dan pembelian material. Manfaat yang dapat diperoleh dari modul ini antara lain adalah optimasi evaluasi pemasok, tingkat biaya dan pengadaan dan penyimpanan yang lebih rendah dan akurasi pada inventory dan managemen pergudangan dan terintegrasi dengan penagihan (invoice). Modul utama yang terdapat pada material management ini yaitu :
·         Pre-Purchasing Activities
·         Purchasing
·         Vendor Evaluation
·         Inventory Management
·         Invoice Verification and Material Inspection


2.2. Keuntungan Dan Kerugian Enterprise Resource Planning (ERP)
A. Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:
Þ    Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan lebih baik.
Þ    Standarisasi Proses Operasi. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
Þ    Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
·         Pengurangan lead-time
·         Peningkatan kontrol keuangan
·         Penurunan inventori
·         Penurunan tenaga kerja secara total
·         Peningkatan service level
·         Peningkatan sales
·         Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
·         Peningkatan market share perusahaan
·         Pengiriman tepat waktu
·         Kinerja pemasok yang lebih baik
·         Peningkatan fleksibilitas
·         Penggunaan sumber daya yang lebih baik

B. Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
·         Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
·         Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
·         Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
·         Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
·         Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
Beberapa kelemahan ERP juga perlu diperhatikan. Kelemahan-kelemahan dari ERP adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) :
Þ    Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.
Þ    Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
Þ    Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah
Þ    Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.
2.3. Keberhasilan Dan Kegagalan Enterprise Resource Planning (ERP)
A. Ada beberapa hal yang sangat menentukan keberhasilan implementasi sebuah ERP :
1)          Bisnis proses yang matang.
Hal ini merupakan suatu syarat mutlak bagi sebuah perusahaan yang akan melakukan implementasi ERP. ERP tidak akan dapat diimplementasikan di sebuah perusahaan yang tidak memiliki bisnis proses yang jelas.
2)          Change Managementyang baik.
Tidak dapat dipungkiri, implementasi sebuah sistem akan selalu diikuti dengan perubahan "kebiasaan" dalam perusahaan tersebut.  Change management sangat diperlukan untuk memberi pendidikan kepada pengguna, operator atau siapa pun yang akan bersentuhan langsung dengan sistem yang baru. Harus betul-betul dapat dijelaskan kenapa perusahaan ini perlu mengganti sistemnya,  seberapa efektif sistem baru ini buat  perusahaan, apa masalah-masalah di sistem lama yang dapat dipecahkan oleh sistem baru.
3)          Komitmen
Sebuah implementasi ERP dalam perusahaan, pasti akan menyita banyak waktu dan tenaga. Komitmen dari pimpinan perusahaan sampai pengguna yang akan bersentuhan langsung dengan sistem, mutlak sangat diperlukan.
4)          Kerjasama
Kerjasama harus dilakukan dengan baik antara internal perusahaan maupun antara perusahaan dengan  konsultan yang melakukan implementasi. Konsultan dan pengguna sudah betul-betul menyatukan visi untuk keberhasilan implementasi ini
5)          Good Consultant
Pengalaman konsultan  yang melakukan implementasi juga sangat berpengaruh dalam sebuah implementasi.
B. Kegagalan Enterprise Resource Planning (ERP) dan Cara Mengatasinya
Beberapa faktor penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :
1)   Manajemen perubahan dan training.
Biasanya kesulitan terbesar terletak pada perubahan praktek pekerjaan yang harus dilakukan. Disamping itu training yang melibatkan banyak modul seharusnya dilaksanakan seawal mungkin.
2)        Perencanaan yang buruk.
Perencanaan harus mencakup beberapa area seperti hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk membuat keputusan pada konfigurasi sistem.
3)        Meremehkan keahlian IT.
Implementasi ERP membutuhkan keahlian staff ditingkatkan dengan baik.
4)        Manajemen proyek yang buruk.
Hanya sedikit organisasi yang mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan. Namun sering kali konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak membagi tanggung jawab.
5)        Percobaan-percobaan teknologi.
Usaha-usaha untuk membangun interface, merubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan merubah data biasanya diremehkan.
6)        Rendahnya keterlibatan Eksekutif.
Implementasi membutuhkan keterlibatan eksekutif senior untuk memastikan adaya partisipasi yang terdiri dari bisnis dan IT dan membantu penyelesaian konflik-konflik.
7)        Meremehkan sumber daya.
Sebagian besar budget melebihi target terutama untuk manajemen perubahan dan training user, pengujian integrasi, proses-proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan dan biaya konsultan.
8)        Evaluasi software yang tidak mencukupi.
Organisasi biasanya tidak cukup memahami apa dan bagaimana software ERP bekerja sampai mereka sepakat untuk membeli.
Untuk mengatasi kendala tersebut, ada beberapa hal yang telah dilakukan, antara lain:
     a)      Implementasi Change Acceleration Project (CAP) untuk mengelola perubahan-perubahan yang terjadi dalam implementasi ERP.
    b)      Pendekatan dengan user sebelum penerapan sistem ERP melalui presentasi-presentasi untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan implementasi sistem tersebut & melibatkan eksekutif dalam menyelesaikan project yang sedang dijalankan.
    c)      Pengembangan Sistem Recovery dalam Implementasi ERP.  Merencanakan pembentukkan / pengembangan project harus dengan perencanaan yang matang.

2.4. Contoh Perusahaan Yang Menggunakan Sistem ERP
Perusahaan yang menggunakan sistem Enterprise Resouce Planning (ERP) antara lain:
·         PT. PLN persero
·         PT. Kanemochi Indonesia
·         PT. Semen Gresik
·         PT. Bentoel Prima
·         PT. Indofood
·         PT. Ufar
·         PT. HM Sampoerna
·         PT. Raharja Property Management
·         PT. Prima Solusi Media
·         PT. Suzuki Indomobil Motor
·         PT. Astra Honda Motor
·         Dll.

2.5. Software Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut ini akan dibahas 3 software ERP yang ada pada saat ini.

1)      AXAPTA
Micfosoft Axapta yang saat ini dikenal dengan nama Micfosoft Dynamics Ax adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management, financial management, sampai dengan business analysis. Sebagaimana software ERP yang lain, Axapta dapat megintegrasikan berbagai bagian dalam perusahaan dan mempercepat penerimaan informasi dari masing-masing bagian sehingga dapat membantu manager dalam pengambilan keputusan. Microsoft Dynamics Ax ini sangat cocok bila digunakan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan akan sangat membantu bagi perusahaan yang memiliki multi lokasi.
Microsoft Dynamics AX terbagi kedalam berbagai kategori, yaitu : Modul Financial ( buku besar, piutang, dan kewajiban ), Modul Distributon ( pesanan pembeli , persediaan, dan kebutuhan barang baku ), Modul Project ( manajemen proyek )
2)      ORACLE ERP
Basis data Oracle adalah basis data relasional yang terdiri dari kumpulan data dalam suatu system manajemen basis data RDBMS. Perusahaan perangkat lunak Oracle pertama kali dikembangkan pada tahun 1977 dan hingga saat ini Oracle memasarkan jenis basis data yang dapat digunakan pada berbagai jenis dan merk platform seperri Mac, LINUX dan Windows, namun yang lebih ditekankan adalah platform menengah seperti UNIX dan LINUX. Hingga saat ini Oracle telah mengeluarkan versi terbarunya yaitu Oracle 11g.
Modul yang terdapat dalam Oracle adalah : Inventary, pembelian, pengelolaan pesanan, BOM, WIP, penetapan biaya, ASCP, MRP, ODP, WMS, AP, AR, GL, FA, CM.
3)      SAP
SAP adalah perusahaan software terbesar keempat di dunia yang berpusat di Jerman dan berdiri sejak tahun 1972. SAP menawarkan solusi ERP lengkap dengan modul yang terintegrasi untuk CRM dan SCM. Mereka memiliki solusi yang komprehensif untuk mengatasi kebutuhan industry terutama manufaktur. SAP dapat membantu pengguna dalam mengangani Customer Relationship Management, ERP , Product Lifecycle, Supply Chain Management, dan Supplier Relationship Management. SAP mengutamakan produknya bagi perusahaan kelas menengah ke atas.
2.6.   Biaya Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut merupakan komposisi biaya pada implementasi ERP

Dimana, Secara umum biaya implementasi bervariasi, sebagai berikut:
·         Skala SME (Small-Medium) berkisar dari US$ 30.000 – US$ 700.000
·         Skala Medium berkisar dari US$ 700.000 – US$ 3 juta
·         Skala besar lebih dari US$ 3 juta

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Enterprise Resource Planning atau ERP adalah suatu sistem perangkat lunak (software) yang mengintegrasikan manajemen data dan informasi dari keseluruhan fungsional perusahaan yang meliputi keuangan, accounting, produksi, penjualan, pembelian, human resources dan fungsi-fungsi lainnya.
ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan.
ERP menjadi sistem yang bersifat enter once, use many ways. Artinya, pengguna hanya menggunakan satu akses ke dalam sistem dan akan mendapatkan tampilan serta hak akses sesuai dengan peran dan tanggung jawab (role & responsibilities) yang diberikan oleh perusahaan.
Kebutuhan akan ERP dalam perusahaan muncul dikarenakan kekurangan dari model sistem informasi tradisional yang bersifat terpisah, yaitu:
·         Banyaknya duplikasi atau redudansi data karena sistem yang dimiliki masing-masing fungsional berbeda dan tidak terintegrasi.
·         Pihak manajemen dan strategis kesulitan mendapatkan informasi yang melibatkan data dari berbagai fungsional bisnis karena diperlukan proses untuk mengintegrasikan data-data yang ada.
·     Data yang bersifat terpisah memiliki resiko ketidakvalidan yang tinggi.
·         Pengguna yang harus mengakses sistem dari beberapa fungsional bisnis direpotkan oleh banyaknya akun yang perlu diingat untuk mengakses masing-masing sistem serta model user interface yang terkadang berbeda pada masing-masing sistem sehingga perlu dipelajari secara khusus.
Seiring berkembangnya dunia teknologi informasi, sistem ERP juga semakin maju. Bahkan saat ini, sistem ERP dapat diakses melalui berbagai perangkat mobile dari luar perusahaan melalui internet, sehingga dapat dijangkau oleh pengguna kapanpun dan dimanapun mereka berada. Hal ini tentunya juga diiringi oleh semakin majunya mekanisme keamanan dari sistem tersebut.
Bentuk ERP pada tiap-tiap perusahaan akan berbeda sesuai dengan kebutuhan dan scope dari perusahaan tersebut. Perusahaan dapat membuat ERP mereka sendiri, melibatkan developer atau membeli produk ERP yang sudah disediakan oleh beberapa perusahaan
3.2. Saran
Implementasi ERP memang membutuhkan perlu mempertimbangkan tiga komponen penting dalam sistem informasi yaitu business process, people dan IT. Dalam ERP juga memerlukan keterlibatan (engagement) top management, project leader yang “veteran” (sangat berpengalaman), dibutuhkan pihak ketiga untuk memberikan pengetahuan dan keahlian, adanaya change management yang dipersiapkan secara matang yang selaras dengan project planning, dan bagaimana manajemen mampu menciptakan pola pikir tentang kepuasan yang disesuaikan dengan progress dari project tersebut. Implememntasi ERP pun perlu dilihat sebagai sesuatu hal yang memiliki implikasi strategis yang dapat membawa perusahaan menjadi lebih baik dan mampu bersaing.
Yang paling penting adalah bagaimana implementasi ERP diterima oleh user dan user merasa nyaman atas hal baru ini, sehingga dibutuhkan training secukupnya kepada mereka. Alangkah lebih jika user diikutsertakan dalam proses uji coba dengan vendor sehingga mereka juga bisa melakukan assessment. Peranan SDM disini menjadi salah satu faktor kritis, karena berbicara tentang ERP adalah tentang sebuah sistem yang terintegrasi sehingga jika terjadi kesalahan di berbagai titik akan berdampak signifikan bagi proses bisnis perusahaan. Sehingga, fasilitas TI ini tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu semata, tapi juga bisa sebagai business enabler.



Daftar Pustaka
·         andrie07.wordpress.com/2011/11/16/implementasi-erp-pada-pt-semen-gresik



1 komentar:

  1. software erp sekarang udah jadi software prioritas dalam mengelola perusahaan dan sekarang telah banyak pilihan software yang dapat digunakan dan salah satu software pilihan terbaik dan telah banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia adalah Acumatica Indonesia

    BalasHapus