1. Pengertian
Wawasan Nusantara
Wawasan
nusantara adalah sebuah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia dimulai dari
lingkungannya dan mengutamakan persatuan serta kesatuan wilayah dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wawasan
nusantara adalah sikap dan cara pandang warga negara Indonesia yang didasarkan
pada UUD 1945 dan Pancasila. Dalam menjalankan wawasan nusantara, diutamakan
untuk memenuhi kesatuan wilayah dan menghargai perbedaan yang ada untuk
mencapai tujuan nasional. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki
banyak daerah bahkan pulau yang masih belum berpenghuni. Banyaknya suku bangsa
dan kebudayaan yang berbeda membuat negara Indonesia kaya dengan beragam
asetnya. Perbedaan ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang luas dan
memiliki banyak keragaman dari ujung Aceh hingga Papua.
Meskipun
berbeda, Indonesia bsia bersatu karena memiliki Pancasila dan dan UUD yang bisa
menyatukan perbedaan tersebut sehingga sikap bangsa Indonesia bisa menghargai
satu sama lain. Dengan begitu kita harus memiliki sikap dengan toleransi yang
cukup tinggi dan menghargai setiap perbedaan yang ada.
2. Berita
Online
Masalah Sosial?
Perguruan Tinggi Mesti Berperan
Sejak tahun 2000 sampai dengan
wisuda hari ini Universitas Timor telah meluluskan 4591 sarjana dari berbagai
disiplin ilmu
Liputan6.com,
Jakarta Peran Perguruan Tinggi (PT) bisa menjadi
jembatan percepatan penanganan masalah sosial. Dalam Tri Dharma PT berfungsi
sebagai alat praktik keilmuan dan melatih kepekaan sosial.
“PT adalah tempat untuk menimba ilmu,
akhlak, ilmu pengetahuan, serta melatih kepekaan sosial, “ kata Menteri Sosial
Salim Segaf Al Jufri saat memberi kuliah umum di Universitas Sultan Agung
Semarang, Jawa Tengah, Jumat (12/9/2014).
Permasalahan sosial terbagi dalm 7
kategori besar, yaitu kebencanaan, kemiskinan, keterlantaran, kecacatan,
ketunaan, keperpencilan, tindak kekerasan. Secara statistik angkanya masih
tinggi, sehingga sebuah negara dikatakan sejahtera bila angka permasalahan
sosialnya rendah.
“Kesejahteraan terukur dari cukup
sandang, pangan, serta rasa aman. Saat ini, rasa aman menjadi sebuah
keniscayaan dan rakyat membutuhkan ketenangan dalam menjalankan aktifitasnya, ”
ujarnya.
Kondisi yang mengganggu rasa aman warga
makin meningkat, seperti tawuran dan konflik sosial antarwarga meningkat. Ada
42 titik konflik sosial di Indonesia. Potensi besar ada di PT untuk terlibat
aktif untuk mengatasi masalah sosial.
Salah satunya, dengan membantu membangun
rumah layak huni bagi warga miskin, membantu peningkatan ekonomi warga rawan
sosial ekonomi. Saat ini, mengacu pada orientasi kebutuhan pasar, jurusan
jurusan menyesuaikan dengan keilmuan yang berkembang.
Tidak sedikit PT berubah status menjadi
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan tidak kalah terkait kurikulum. Kepada jajaran
civitas akademika Universitas Sultan Agung agar langsung mengimplementasikan
program Kementerian Sosial (Kemensos) di Desa Batur, Kecamatan Getasan,
Kabupaten Semarang.
“Kemensos di desa ini melakukan bedah
kampung dalam program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni sebagai salah
satu model memotong mata rantai kemiskinan, ” tandasnya.
Para mahasiswa bisa menimba pengalaman,
sekaligus mempraktikkan ilmu dengan melatih kepekaan sosial agar tidak
memandang negatif pada program pemerintah. Sebab, pengentasan kemiskinan dan
penyelesaian masalah sosial membutuhkan langkah untuk memperpendek waktu
penyelesaian.
Misalnya, untuk pengerjaan 1 unit rumah
bisa dikerjakan oleh 100 orang dan membutuhkan waktu 5 hari selesai. Di desa
ini, akan dibedah 25 unit rumah, artinya dalam waktu 3 bulan sudah selesai dan
warga miskin memiliki rumah baru.
Bedah kampung adalah media untuk
membedah masalah sosial lainnya, seperti kecacatan, keterlantaran dan tindak
kekerasan. Terobosan Kemensos untuk menahan laju urbanisasi melalui kegiatan
Desaku Menanti. PT bisa ikut serta dalam melakukan pendampingan atas dasar
keahlian para mahasiswa.
“Diserakhan paket bantuan dari Kemensos
Rp 355 juta untuk membedah 25 RTLH, 2 Kelompok Usaha Bersama (KUBE), 1 Sarana
Lingkungan (Sarling), ” ujarnya. Dalam kesempatan itu, Mensos Salim berpesan
kepada Mensos baru untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan sosial sebagai
sebuah keniscayaan. Artinya, tidak semata atas alasan perundang undangan saja
tetapi citra bangsa. “Kedigjayaan sebuah bangsa terukur dalam tiga hal,
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, ” katanya.
Selain itu, turut diserahkan paket
bantuan RSTLH 100 unit Rp 1 miliar, Kelompok Usaha Bersama Usaha Ekonomi
Produktif (KUBE- UEP) 10 kelompok Rp 200 juta, 2 Sarana Lingkungan (Sarling) Rp
100 juta dan bantuan alat bantu penyandang Disabilitas untuk 330 orang. Total
bantuan untuk di Provinsi Jawa Tengah, Rp 1.773.525.000
.
3. Komentar
Tentu
saja banyak masyarakat yang mengharapkan bantuan dari para mahasiswa atau lulusan perguruan tinggi
untuk masalah sosialnya. Karena para lulusan tentunya sudah banyak belajar
diperguruan tinggi untuk menerapkan secara langsung apa yang sudah diajarkan
para dosen diperguruan tinggi kepada masyarakat luas. Seperti jika ada bencana yang terjadi para
himpunan mahasiswa perguruan tinggi bergerak untuk mencari dana sosial untuk
para korban dan menyalurkan secara langsung.
Memang
sudah seharusnya mahasiswa berperan aktif terhadap masalah yang terjadi
diindonesia, karena kita tidak selalu bisa mengandalkan pemerintah saja. Indonesia
tidak akan berubah jika para generasinya tidak berubah, seperti menjadi lebih
peka terhadap lingkungan yang terjadi disekitar kita. Bahkan pemerintah juga
tentunya membutuhkan pendapat dari para mahasiswa yang dapat membangun negara
ini untuk menjadi lebih baik. Dengan melakukan kegiatan sosial juga membantu
para mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam tentang keberagaman masyarakat
diindonesia ini dan juga tentunya mendapatkan pengalaman yang paling berharga.
Dalam
perguruan tinggi tentunya banyak himpunan organisasi- organisasi kemahasiswaan
yang melakukan kegiatan sosial seperti membedah kampung dengan membangun
kembali rumah yang tak layak pakai yang diperintahkan oleh kemensos. Dalam hal
ini mahasiswa harus membantu program kemensos ini untuk memberikan rumah yang
layak pakai untuk warga miskin, hal ini dilakukan juga untuk mengurangi angka
kemiskinan disemarang.
Namun
sayangnya kadang ada mahasiswa yang tidak mau ikut berpartisipasi dalam masah
sosial ini. Yang mungkin menurut mereka bukan tugas mereka, padahal jika
mahasiswa mau ikut berpartisipasi dalam masalah sosial ini mereka akan
mendapatkan ilmu baru yang mungkin tidak akan didapatkan dalam bangku kuliah
dan yang paling penting mendapatkan pengalaman yang berharga yang dapat
digunakan di masa depan saat mahasiswa itu bekerja. Sebaiknya sebagai mahasiswa
kita tidak boleh selalu memandang negatif pada program pemerintah.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar