annyeonghaseyo^^ Selamat Datang diblogku~ semoga bermanfaat yaa^^ terimakasih sudah berkunjung^^~

Kamis, 07 April 2016

Pendidikan Kewarganegaraan2 : 2. Wawasan Nusantara

1.      Pengertian Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara adalah sebuah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia dimulai dari lingkungannya dan mengutamakan persatuan serta kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wawasan nusantara adalah sikap dan cara pandang warga negara Indonesia yang didasarkan pada UUD 1945 dan Pancasila. Dalam menjalankan wawasan nusantara, diutamakan untuk memenuhi kesatuan wilayah dan menghargai perbedaan yang ada untuk mencapai tujuan nasional. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak daerah bahkan pulau yang masih belum berpenghuni. Banyaknya suku bangsa dan kebudayaan yang berbeda membuat negara Indonesia kaya dengan beragam asetnya. Perbedaan ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang luas dan memiliki banyak keragaman dari ujung Aceh hingga Papua.
Meskipun berbeda, Indonesia bsia bersatu karena memiliki Pancasila dan dan UUD yang bisa menyatukan perbedaan tersebut sehingga sikap bangsa Indonesia bisa menghargai satu sama lain. Dengan begitu kita harus memiliki sikap dengan toleransi yang cukup tinggi dan menghargai setiap perbedaan yang ada.

2.      Berita Online
Masalah Sosial? Perguruan Tinggi Mesti Berperan

Sejak tahun 2000 sampai dengan wisuda hari ini Universitas Timor telah meluluskan 4591 sarjana dari berbagai disiplin ilmu

Liputan6.com, Jakarta  Peran Perguruan Tinggi (PT) bisa menjadi jembatan percepatan penanganan masalah sosial. Dalam Tri Dharma PT berfungsi sebagai alat praktik keilmuan dan melatih kepekaan sosial.
“PT adalah tempat untuk menimba ilmu, akhlak, ilmu pengetahuan, serta melatih kepekaan sosial, “ kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri saat memberi kuliah umum di Universitas Sultan Agung Semarang, Jawa Tengah, Jumat (12/9/2014).
Permasalahan sosial terbagi dalm 7 kategori besar, yaitu kebencanaan, kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan, keperpencilan, tindak kekerasan. Secara statistik angkanya masih tinggi, sehingga sebuah negara dikatakan sejahtera bila angka permasalahan sosialnya rendah.
“Kesejahteraan terukur dari cukup sandang, pangan, serta rasa aman. Saat ini, rasa aman menjadi sebuah keniscayaan dan rakyat membutuhkan ketenangan dalam menjalankan aktifitasnya, ” ujarnya.
Kondisi yang mengganggu rasa aman warga makin meningkat, seperti tawuran dan konflik sosial antarwarga meningkat. Ada 42 titik konflik sosial di Indonesia. Potensi besar ada di PT untuk terlibat aktif untuk mengatasi masalah sosial.
Salah satunya, dengan membantu membangun rumah layak huni bagi warga miskin, membantu peningkatan ekonomi warga rawan sosial ekonomi. Saat ini, ‎ mengacu pada orientasi kebutuhan pasar, jurusan jurusan menyesuaikan dengan keilmuan yang berkembang.
Tidak sedikit PT berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan tidak kalah terkait kurikulum. Kepada jajaran civitas akademika Universitas Sultan Agung agar langsung mengimplementasikan program Kementerian Sosial (Kemensos) di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
“Kemensos di desa ini melakukan bedah kampung dalam program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni sebagai salah satu model memotong mata rantai kemiskinan, ” tandasnya.
Para mahasiswa bisa menimba pengalaman, sekaligus mempraktikkan ilmu dengan melatih kepekaan sosial agar tidak memandang negatif pada program pemerintah. Sebab, pengentasan kemiskinan dan penyelesaian masalah sosial membutuhkan langkah untuk memperpendek waktu penyelesaian.
Misalnya, untuk pengerjaan 1 unit rumah bisa dikerjakan oleh 100 orang dan membutuhkan waktu 5 hari selesai. Di desa ini, akan dibedah 25 unit rumah, artinya dalam waktu 3 bulan sudah selesai dan warga miskin memiliki rumah baru.
Bedah kampung adalah media untuk membedah masalah sosial lainnya, seperti kecacatan, keterlantaran dan tindak kekerasan. Terobosan Kemensos untuk menahan laju urbanisasi melalui kegiatan Desaku Menanti. PT bisa ikut serta dalam melakukan pendampingan atas dasar keahlian para mahasiswa.
“Diserakhan paket bantuan dari Kemensos Rp 355 juta untuk membedah 25 RTLH, 2 Kelompok Usaha Bersama (KUBE), 1 Sarana Lingkungan (Sarling), ” ujarnya. Dalam kesempatan itu, Mensos Salim berpesan kepada Mensos baru untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan sosial sebagai sebuah keniscayaan. Artinya, tidak semata atas alasan perundang undangan saja tetapi citra bangsa. “Kedigjayaan sebuah bangsa terukur dalam tiga hal, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, ” katanya.
Selain itu, turut diserahkan paket bantuan RSTLH 100 unit Rp 1 miliar, Kelompok Usaha Bersama Usaha Ekonomi Produktif (KUBE- UEP) 10 kelompok Rp 200 juta, 2 Sarana Lingkungan (Sarling) Rp 100 juta dan bantuan alat bantu penyandang Disabilitas untuk 330 orang. Total bantuan untuk di Provinsi Jawa Tengah, Rp 1.773.525.000
.
3.      Komentar
Tentu saja banyak masyarakat yang mengharapkan bantuan dari  para mahasiswa atau lulusan perguruan tinggi untuk masalah sosialnya. Karena para lulusan tentunya sudah banyak belajar diperguruan tinggi untuk menerapkan secara langsung apa yang sudah diajarkan para dosen diperguruan tinggi kepada masyarakat luas.  Seperti jika ada bencana yang terjadi para himpunan mahasiswa perguruan tinggi bergerak untuk mencari dana sosial untuk para korban dan menyalurkan secara langsung.
Memang sudah seharusnya mahasiswa berperan aktif terhadap masalah yang terjadi diindonesia, karena kita tidak selalu bisa mengandalkan pemerintah saja. Indonesia tidak akan berubah jika para generasinya tidak berubah, seperti menjadi lebih peka terhadap lingkungan yang terjadi disekitar kita. Bahkan pemerintah juga tentunya membutuhkan pendapat dari para mahasiswa yang dapat membangun negara ini untuk menjadi lebih baik. Dengan melakukan kegiatan sosial juga membantu para mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam tentang keberagaman masyarakat diindonesia ini dan juga tentunya mendapatkan pengalaman yang paling berharga.
Dalam perguruan tinggi tentunya banyak himpunan organisasi- organisasi kemahasiswaan yang melakukan kegiatan sosial seperti membedah kampung dengan membangun kembali rumah yang tak layak pakai yang diperintahkan oleh kemensos. Dalam hal ini mahasiswa harus membantu program kemensos ini untuk memberikan rumah yang layak pakai untuk warga miskin, hal ini dilakukan juga untuk mengurangi angka kemiskinan disemarang.
Namun sayangnya kadang ada mahasiswa yang tidak mau ikut berpartisipasi dalam masah sosial ini. Yang mungkin menurut mereka bukan tugas mereka, padahal jika mahasiswa mau ikut berpartisipasi dalam masalah sosial ini mereka akan mendapatkan ilmu baru yang mungkin tidak akan didapatkan dalam bangku kuliah dan yang paling penting mendapatkan pengalaman yang berharga yang dapat digunakan di masa depan saat mahasiswa itu bekerja. Sebaiknya sebagai mahasiswa kita tidak boleh selalu memandang negatif pada program pemerintah.



Referensi :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar