ERP
(Enterprise
Resource Planning)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Pengertian ERP
Enterprises Resource
Planning (ERP) bertindak sebagai tulang punggung lintas fungsi perusahaan yang
mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses internal dan system
informasi dalam fungsi produksi, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan dan
sumber daya manusia perusahaan (O’Brien, 2005). Konsep ERP dikembangkan dengan
latar belakang pemikiran perlunya dilakukan aktivitas pengintegrasian proses
secara lintas fungsi di dalam perusahaan, agar dapat lebih responsive terhadap
berbagai kebutuhan pelanggan atau “customer”.
Aplikasi ERP adalah
suatu paket piranti lunak (software) yang dapat memenuhi kebutuhan suatu
perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhan aktivitasnya, dari sudut pandang
proses bisnis di dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Dilibatkannya
aplikasi atau software dalam konsep ERP adalah semata-mata karena perangkat
teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah berupa: penghapusan proses-proses yang tidak perlu
(process elimination), penyederhanaan proses-proses yang rumit atau bertele-tele
(process simplification), penyatuan proses-proses yang redundan (process
integration), dan pengotomatisasian proses-proses yang manual (process
automation).
1.2.
Perkembangan ERP
A.
Tahun 1960an—komputer generasi awal, sistem titik pemesanan ulang (ROP) dan
perencanaan kebutuhan bahan awal (MRP).
Dalam
tahun 1960an persaingan yang utama adalah biaya, yang menghasilkan strategi
produksi yang berfokus pada produk yang didasarkan pada produksi dengan volume
yang tinggi, pengurangan biaya, dan mengasumsikan kondisi ekonomi yang stabil.
Pengenalan sistem titik pemesanan ulang (Re-Order Point) yang terkomputerisasi
meliputi kuantitas pesanan ekonomis dan titik pemesanan ulang ekonomis,
kebutuhan perencanaaan produksi dasar dan kontrol yang memuaskan dari
perusahaan-perusahaan tersebut MRP
(Material Requirment Planning) menjadi pendahulu dan tulang punggung dari MRP
II dan ERP yang muncul pada akhir 1960an melalui usaha bersama antara J.I Case,
sebuah pabrikan traktor dan mesin-mesin konstruksi lainnya, yang bekerjasama dengan IBM.
B.
Tahun 1970an—MRP serta perkembangan hardware dan software.
Akhir
1970an persaingan utama beralih ke pemasaran, yang mengakibatkan penerapan
strategi target pasar dengan penekanan pada perencanaan dan integrasi produksi yang
lebih besar. Sistem MRP untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik karena
adanya integrasi antara forecasting (peramalan), penjadwalan utama, pembelian,
ditambah pengontrolan di lantai produksi. Pertengahan 1970an mengalami
kelahiran perusahaan software utama yang nantinya akan menjadi pabrikan ERP
utama. Pada tahun 1972 lima insinyur di Manheim, Jerman, menciptakan SAP
(systemanalyse und Programmentwicklung).
Tujuan
perusahaan adalah untuk menghasilkan dan memasarkan software standar bagi
solusi-solusi bisnis yang terintegrasi. Lawson Software didirikan pada tahun
1975 ketika Richard Lawson, Bill Lawson, dan rekan bisnisnya John Cerullo
melihat kebutuhan untuk solusi teknologi perushaan sebagai sebuah alternatif
untuk menyesuaikan aplikasi software bisnis. J.D. Edwards (yang didirikan oleh
jack Thompson, Dan Gregory serta Ed McVaney) dan Oracle Corporation (oleh Larry
Ellison) didirikan pada tahun 1977. Oracle menawarkan SQL (Structure Query
Language) sistem manajemen database.
Pada
tahun 1975 IBM menawarkan Sistem Manajemen dan Akuntansi Pabrik yang oleh Bill
Robinson dari IBM anggap sebagai pelopor ERP yang sesungguhnya. Sistem ini
menciptakan pos general ledger (buku besar) dan penentuan biaya pekerjaan
ditambah update peramalan (forecasting) yang keluar masuk dari inventori maupun
transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari pesanan
pelanggan yang menggunakan bill of material standar atau bill of material yang
disertakan pada pesanan pelanggan.
Aplikasi
yang terintegrasi ini menempatkan MMAS (Manufacturing Management and Account
System) ke level yang lebih baik karena dapat mengakomodasi buku besar, account
payable, pesanan masuk dan tagihan, account receivable, analisis penjualan,
penggajian, penunjang sistem pengumpulan data, penentuan produk dan produksi
(pemroses bill of material yang lama), kemampuan kontrol dan monitoring
produksi. Pada tahap yang kedua, IBM menambahkan forecasting (peramalan),
perencanaan kebutuhan kapasitas, pembelian, dan modul-modul perencanaan jadwal
produksi berskala besar pada aplikasinya (Robinson, 2006).
Tahun
1978 SAP merilis versi software-nya yang semakin lebih terintegrasi, yang
disebut sistem SAP R/2. R/2 memanfaat secara penuh teknologi komputer mainframe
saat itu, yang memungkinkan untuk interaktivitas antara modul-modul juga
kemampuan tambahan seperti misalnya penelusuran pesanan.
C.
Tahun 1980an—MRP II
JD
Edwards mulai berfokus pada software yang bisa digunakan untuk menulis untuk
sistem /38 IBM pada awal 1980an. Sistem ini menjadi alternatif yang jauh lebih
murah dibandingkan komputer mainframe: sistem ini menyediakan disk drive yang
fleksibel dengan kapasitas yang berguna untuk bisnis yang berskala kecil dan
sedang. Istilah MRP mulai diterapkan pada fungsi-fungsi yang mencakup fungsi
yang lebih mengarah pada penggunaan perencanaan sumberdaya manufaktur ketimbang
perencanaan kebutuhan bahan. Akhirnya MRP II digunakan untuk mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki sistem yang lebih baru. Strategi manufaktur menekankan
kontrol proses yang lebih besar, manufaktur kelas dunia, dan terfokus pada
penurunan biaya overhead. Penjadwalan closed loop, pelaporan lantai produksi
yang lebih tepat, dan hubungan yang saat bersamaan (due date) antara
penjadwalan dengan pembelian, ditambah sifat pelaporan biaya secara terinci
dari sistem MRP II yangberkembang terus, yang ditujukan untuk menunjang
inovasi-inovasi baru.
Pada
awal 1980an, Ollie Wight mulai menyebut sistem baru ini” Perencanaan Kebutuhan
Bisnis” hanya saja mendapati bahwa nama ini telah didaftarkan sebagai sebuah
merek. Jadi dia menyebut sistem-sistem itu sebagai sistem ”MRP II”, yang sejak
akhir 1980an, ”diterjemahkan” sebagai ”Manufacturing Resources Planning”.
Pada
tahun 1981 perusahaan software yang masih baru Baan telah mulai menggunakan
UNIX sebagai sistem operasi mereka yang utama pada komputer DEC generasi awal.
Baan mengeluarkan produk software utama nya yang pertama pada tahun 1982 dan
sejak 1984 berfokus mengembangkan software untuk manufaktur. Pada tahun 1983,
DEC mengeluarkan komputer VAX-nya, sebuah upgrade besar-besaran melebihi
komputer-komputer multiuser sebelumnya. Selain itu, sistem database SQL ditulis
dengan bahasa pemrograman C yang bisa dipindah-pindahkan dan dikembangkan oleh
Oracle pada akhir tahun 1970an yang dibuat secara luas. Hal tersebut menawarkan
fleksibilitas dalam kemampuan untuk menulis software yang bisa dijalankan pada
komputer-komputer darimanufaktur yang berbeda.
Perusahaan
software PeopleSoft didirikan oleh Dave Duffield dan Ken Morris pada tahun
1987. Perusahaan ini menawarkan Human Resource Management System (HRMS) yang
inovatif pada tahun 1988. Dengan penambahan PeopleSoft, semua perusahaan
software ERP utama kini semakin kokoh. Meskipun terdapat banyak perusahaan lain
yang menawarkan software bisnis, SAP, IBM, JD Edwards, BAN, PeopleSoft dan
Oracle bisa membuktikan memiliki dampak yang paling besar pada perkembangan
software MRP di masa datang.
Pada
akhir tahun 1980an IBM keluar dengan update software COPICS mereka yang baru
yang memperkenalkan singkatan kata baru CIM (Computer Integrated
Manufacturing). Struktur CIM memiliki lapisan pendukung, yang meliputi
pendukung administratif, pendukung pengembangan aplikasi dan pendukung
keputusan. Lapisan terbawah merupakan serangkaian aplikasi inti yang meliputi,
database, tools komunikasi dan presentasi. Dengan acuan pada ”seluruh
perusahaan”, perpindahan dari MRP awal ke MRP II ke CIM ke ERP (IBM, 1989;
Robinson, 2006).
D.
Tahun 1990an—MRP II dan Sistem ERP awal
Istilah
ERP ditemukan pada awal 1990an oleh Gartner Group (Wylie, 1990). Definisi
mereka mengenai ERP meliputi kriteria untuk mengevaluasi ingkatan yang software
benar-benar terintegrasi baik di seluruh maupun di dalam berbagai bagian
fungsional. Tahun 1999 dominasi IBM pada tahun 1980an telah menurun ketika JD
Edwards, Oracle, PeopleSoft, Baan dan SAP semakin mengendalikan pasar software
ERP. Berikut ini statistik industri dari tahun 1999:
- JD Edwards memiliki lebih dari 4700
pelanggan dengan lokasi lebih dari 100 negara.
- Oracle memiliki 41.000 pelanggan di
seluruh dunia, dengan 16.000 di Amerika Serikat.
- Software PeopleSoft digunakan oleh
lebih dari 50% pada pasar human resources
- SAP adalah perusahaan software
antar perusahaan yang terbesar di dunia dan secara keseluruhan pemasok
software independen terbesar keempat di dunia. SAP mempekerjakan lebih
dari 20.000 orang di lebih dari 50 negara.
- Lebih dari 2800 dari sistem
perusahaan dari Baan telah diimplementasikan pada kira-kira 4800 lokasi di
seluruh dunia.
E.
Tahun 2000an—konsolidasi pabrikan software
Y2K sudah pasti merupakan ”peristiwa”
tunggal yang menandakan baik kematangan industri ERP maupun konsolidasi para
pabrikan ERP kecil dan besar. Tahun 2002, dan menyusul meledaknya teknologi
internet, perusahaan software sedang berupaya mencari cara-cara untuk
meningkatkan penawaran dan meningkatkan pangsa pasar. Antara tahun 2000 dan
2002 perusahaan software menghadapi tekanan untuk memperkecil ukuran software
yang menyusul pada perkembangan yang pesat.
1.3.
Tujuan Sistem ERP
Tujuan system ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis
organisasi secara keseluruhan. ERP merupakan software yang ada
dalam organisasi/perusahaan untuk: Otomatisasi dan integrasi banyak proses
bisnis Membagi database yang umum dan praktek bisnis
melalui enterprise Menghasilkan informasi yang real-time Memungkinkan perpaduan
proses transaksi dan kegiatan perencanaan.
1.4.
Konsep Dasar Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut ini adalah
konsep dasar tentang Enterprise Resource Planning (ERP), antara lain:
·
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau
sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource
planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan
mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek
operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan.
·
ERP sering disebut sebagai Back Office
System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak
dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung
berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer
Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
1.5. Karakteristik Enterprise Resource
Planning (ERP)
Sistem ERP memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut:
·
Sistem ERP merupakan paket software yang
didesain pada lingkungan client-server baik tradisional (berbasis desktop)
maupun berbasis web.
·
Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas
bisnis proses yang ada.
·
Sistem ERP memproses seluruh transaksi
organisasi perusahaan.
·
Sistem ERP menggunakan database skala
enterprise untuk penyimpanan data.
·
Sistem ERP mengijinkan pengguna
mengakses data secara real time.
Sedangkan karakteristik
ERP menurut Daniel E. O’Leary meliputi hal-hal sebagai berikut :
·
Sistem ERP adalah suatu paket perangkat
lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan pengguna server,
apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
·
Sistem ERP memadukan sebagian besar dari
proses bisnis.
·
Sistem ERP memproses sebagian besar dari
transaksi perusahaan.
·
Sistem ERP menggunakan basis data
perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja.
·
Sistem ERP memungkinkan mengakses data
secara waktu nyata (real time)
·
Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan
perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Modul / Fasilitas Enterprise Resource Planning (ERP)
1. Keuangan
Kelompok
modul keuangan yang biasanya terdapat padasistem ERP menyediakan berbagai
fasilitas untuk menjalankan fungsi manajemen keuangan dan dukungan analisis
bagi berbagai lokasi bisnis yang tersebar di berbagai belahan dunia. Modul
keuangan terdiri atas serangkaian subsistem yang meliputi :
·
Financial
Accounting (General Ledger, AR/AP, Special Ledger, Fixed Asset Accounting,
Legal Consolidation).
·
Controlling
(Overhead Cost Controlling, Activity Based Costing, Product Cost Accounting,
Profitability Analysis).
·
Investment
Management (Investment Planning, Budgeting, Controlling, Depreciation
Prediction, Simulation and Calculation).
·
Treasury
(Cash Management, Treasury Management, Market Risk Management, Fund
Management).
·
Enterprise
Controlling ( Executive Information System, business Planning and Budgeting,
Profit Center Cost).
2. Penjualan dan Distribusi
Kelompok
modul ini terdiri atas serangkaian modul-modul yang ditujukan untuk mendukung
aktivitas penjualan dan distribusi. Secara umum system penjualan dan distribusi
terdiri atas beberapa submodul sebagai berikut :
·
Master
Data Management.
·
Order
Management (Sales Order Management dan Purchase Order Management).
·
Warehouse
Management (Inventory Planning, Inventory Handling, Inventory Reporting,
Inventory Analysis, Intelligent Location Assignment, Lot Control, Distribution
Data Collection).
·
Shipping
·
Billing
·
Pricing
·
Sales
Support
·
Transportation
·
Foreign
Trade
3. Produksi
Dukungan
sistem ERP pada manajemen proses produksi dilakukan melalui serangkaian
modul-modul yaitu :
·
Material
and capacity Planning
·
Shop
Floor Control
·
Quality
Management
·
Just
in Time / Repetitive Manufacturing
·
Cost
Management
·
Engineering
Data Management
·
Engineering
Cost Control
·
Configuration
Management
·
Serialisation
/ Lot Control
·
Tooling
4. Sumber Daya Manusia
Modul
Sumber Daya Manusia (Human Resource) pada kebanyakan sistem ERP memiliki
sekumpulan fitur-fitur yang dapat terintegrasi dengan modul-modul lain serta
dapat dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi dan aturan di suatu wilayah.
Beberapa submodul yang biasanya terdapat pada modul HR adalah :
·
Personel
Management
·
Organizational
Management
·
Payroll
Accounting
·
Time
Management
·
Personel
Development
5. Pemeliharaan Sarana Produksi
Modul
ini biasanya meliputi sekumpulan produk yang mencakup semua aspek perawatan
pabrik / peralatan dan terintegrasi dengan modul – modul lainnya. Submodul yang
umumnya tersedia pada modul ini yaitu :
·
Preventive
Maintenance Control
·
Equipment
Tracking
·
Component
Tracking
·
Plant
Maintenance Calibartion Tracking
·
Plant
Maintenance Warranty Claim Tracking
6. Management Kualitas
Sistem
management kualitas meliputi dukungan atas implementasi control kualitas di
seluruh proses dalam perusahaan. Tugas management bergerak dari produksi (fase
implementasi), perencanaan produksi dan pengembangan produk (fase perencanaan),
pembelian, penjualan, dan distribusi. Dalam area produksi jaminan kualitas
tidak hanya dipandang sebagai inspeksi dan eliminasi kerusakan, tetapi berfokus
juga kepada proses produksi itu sendiri. Submodul yang terdapat dalam kelompok
fungsi managemen kualitas yaitu :
·
Quality
Planning
·
Quality
Inspection
·
Quality
Control
7. Material Management
Modul
material management mengoptimasi semua proses yang terkait dengan perencanaan,
pengadaan, dan pembelian material. Manfaat yang dapat diperoleh dari modul ini
antara lain adalah optimasi evaluasi pemasok, tingkat biaya dan pengadaan dan
penyimpanan yang lebih rendah dan akurasi pada inventory dan managemen
pergudangan dan terintegrasi dengan penagihan (invoice). Modul utama yang
terdapat pada material management ini yaitu :
·
Pre-Purchasing
Activities
·
Purchasing
·
Vendor
Evaluation
·
Inventory
Management
·
Invoice
Verification and Material Inspection
2.2.
Keuntungan Dan Kerugian Enterprise Resource Planning (ERP)
A.
Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:
Þ Integrasi
data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para
eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur
keuangan perusahaan dengan lebih baik.
Þ Standarisasi
Proses Operasi. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan
menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional
perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
Þ Standarisasi
Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data
yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel
untuk semua divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan
diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur.
Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return
on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
·
Pengurangan lead-time
·
Peningkatan kontrol keuangan
·
Penurunan inventori
·
Penurunan tenaga kerja secara total
·
Peningkatan service level
·
Peningkatan sales
·
Peningkatan kepuasan dan loyalitas
konsumen
·
Peningkatan market share perusahaan
·
Pengiriman tepat waktu
·
Kinerja pemasok yang lebih baik
·
Peningkatan fleksibilitas
·
Penggunaan sumber daya yang lebih baik
B.
Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
·
Strategi operasi tidak sejalan dengan
business process design dan pengembangannya
·
Waktu dan biaya implementasi yang
melebihi anggaran
·
Karyawan tidak siap untuk menerima dan
beroperasi dengan sistem yang baru
·
Persiapan implementation tidak dilakukan
dengan baik
·
Berkurangnya fleksibilitas sistem
setelah menerapkan ERP
Beberapa
kelemahan ERP juga perlu diperhatikan. Kelemahan-kelemahan dari ERP adalah
sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) :
Þ Implementasi
ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus merubah
cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya
resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan
proses dari bisnis.
Þ Biaya
implementasi ERP yang sangat mahal
Þ Organisasi
hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak
mempersiapkan personilnya untuk berubah
Þ Permasalahan
lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab yang
lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.
2.3. Keberhasilan Dan Kegagalan
Enterprise Resource Planning (ERP)
A.
Ada beberapa hal yang sangat menentukan keberhasilan implementasi sebuah ERP :
1)
Bisnis proses yang matang.
Hal ini merupakan suatu syarat mutlak bagi sebuah
perusahaan yang akan melakukan implementasi ERP. ERP tidak akan dapat
diimplementasikan di sebuah perusahaan yang tidak memiliki bisnis proses yang
jelas.
2)
Change Managementyang baik.
Tidak dapat dipungkiri,
implementasi sebuah sistem akan selalu diikuti dengan perubahan
"kebiasaan" dalam perusahaan tersebut. Change management sangat
diperlukan untuk memberi pendidikan kepada pengguna, operator atau siapa pun
yang akan bersentuhan langsung dengan sistem yang baru. Harus betul-betul dapat
dijelaskan kenapa perusahaan ini perlu mengganti sistemnya, seberapa
efektif sistem baru ini buat perusahaan, apa masalah-masalah di sistem
lama yang dapat dipecahkan oleh sistem baru.
3)
Komitmen
Sebuah implementasi ERP
dalam perusahaan, pasti akan menyita banyak waktu dan tenaga. Komitmen dari
pimpinan perusahaan sampai pengguna yang akan bersentuhan langsung dengan
sistem, mutlak sangat diperlukan.
4)
Kerjasama
Kerjasama harus
dilakukan dengan baik antara internal perusahaan maupun antara perusahaan
dengan konsultan yang melakukan implementasi. Konsultan dan pengguna sudah
betul-betul menyatukan visi untuk keberhasilan implementasi ini
5)
Good Consultant
Pengalaman
konsultan yang melakukan implementasi juga sangat berpengaruh dalam
sebuah implementasi.
B.
Kegagalan Enterprise Resource Planning (ERP) dan Cara Mengatasinya
Beberapa
faktor penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :
1) Manajemen
perubahan dan training.
Biasanya kesulitan
terbesar terletak pada perubahan praktek pekerjaan yang harus dilakukan.
Disamping itu training yang melibatkan banyak modul seharusnya dilaksanakan
seawal mungkin.
2)
Perencanaan yang buruk.
Perencanaan harus
mencakup beberapa area seperti hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk
membuat keputusan pada konfigurasi sistem.
3)
Meremehkan keahlian IT.
Implementasi ERP
membutuhkan keahlian staff ditingkatkan dengan baik.
4)
Manajemen proyek yang buruk.
Hanya sedikit
organisasi yang mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan. Namun sering
kali konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak membagi
tanggung jawab.
5)
Percobaan-percobaan teknologi.
Usaha-usaha untuk
membangun interface, merubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan merubah
data biasanya diremehkan.
6)
Rendahnya keterlibatan Eksekutif.
Implementasi
membutuhkan keterlibatan eksekutif senior untuk memastikan adaya partisipasi
yang terdiri dari bisnis dan IT dan membantu penyelesaian konflik-konflik.
7)
Meremehkan sumber daya.
Sebagian besar budget
melebihi target terutama untuk manajemen perubahan dan training user, pengujian
integrasi, proses-proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan dan biaya
konsultan.
8)
Evaluasi software yang tidak mencukupi.
Organisasi biasanya
tidak cukup memahami apa dan bagaimana software ERP bekerja sampai mereka
sepakat untuk membeli.
Untuk
mengatasi kendala tersebut, ada beberapa hal yang telah dilakukan, antara lain:
a) Implementasi
Change Acceleration Project (CAP) untuk mengelola perubahan-perubahan yang
terjadi dalam implementasi ERP.
b) Pendekatan
dengan user sebelum penerapan sistem ERP melalui presentasi-presentasi untuk
menunjukkan kelebihan-kelebihan implementasi sistem tersebut & melibatkan
eksekutif dalam menyelesaikan project yang sedang dijalankan.
c) Pengembangan
Sistem Recovery dalam Implementasi ERP. Merencanakan pembentukkan /
pengembangan project harus dengan perencanaan yang matang.
2.4.
Contoh Perusahaan Yang Menggunakan Sistem ERP
Perusahaan
yang menggunakan sistem Enterprise Resouce Planning (ERP) antara lain:
·
PT. PLN persero
·
PT. Kanemochi Indonesia
·
PT. Semen Gresik
·
PT. Bentoel Prima
·
PT. Indofood
·
PT. Ufar
·
PT. HM Sampoerna
·
PT. Raharja Property Management
·
PT. Prima Solusi Media
·
PT. Suzuki Indomobil Motor
·
PT. Astra Honda Motor
·
Dll.
2.5.
Software Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut
ini akan dibahas 3 software ERP yang ada pada saat ini.
1) AXAPTA
Micfosoft
Axapta yang saat ini dikenal dengan nama Micfosoft Dynamics Ax adalah sebuah
aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi terpadu. Mulai dari modul
manufacturing, supply chain management, financial management, sampai dengan
business analysis. Sebagaimana software ERP yang lain, Axapta dapat
megintegrasikan berbagai bagian dalam perusahaan dan mempercepat penerimaan
informasi dari masing-masing bagian sehingga dapat membantu manager dalam
pengambilan keputusan. Microsoft Dynamics Ax ini sangat cocok bila digunakan
pada perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan akan sangat membantu
bagi perusahaan yang memiliki multi lokasi.
Microsoft
Dynamics AX terbagi kedalam berbagai kategori, yaitu : Modul Financial ( buku
besar, piutang, dan kewajiban ), Modul Distributon ( pesanan pembeli ,
persediaan, dan kebutuhan barang baku ), Modul Project ( manajemen proyek )
2) ORACLE
ERP
Basis
data Oracle adalah basis data relasional yang terdiri dari kumpulan data dalam
suatu system manajemen basis data RDBMS. Perusahaan perangkat lunak Oracle
pertama kali dikembangkan pada tahun 1977 dan hingga saat ini Oracle memasarkan
jenis basis data yang dapat digunakan pada berbagai jenis dan merk platform
seperri Mac, LINUX dan Windows, namun yang lebih ditekankan adalah platform
menengah seperti UNIX dan LINUX. Hingga saat ini Oracle telah mengeluarkan
versi terbarunya yaitu Oracle 11g.
Modul yang terdapat dalam Oracle adalah : Inventary, pembelian, pengelolaan pesanan, BOM, WIP, penetapan biaya, ASCP, MRP, ODP, WMS, AP, AR, GL, FA, CM.
Modul yang terdapat dalam Oracle adalah : Inventary, pembelian, pengelolaan pesanan, BOM, WIP, penetapan biaya, ASCP, MRP, ODP, WMS, AP, AR, GL, FA, CM.
3) SAP
SAP
adalah perusahaan software terbesar keempat di dunia yang berpusat di Jerman
dan berdiri sejak tahun 1972. SAP menawarkan solusi ERP lengkap dengan modul
yang terintegrasi untuk CRM dan SCM. Mereka memiliki solusi yang komprehensif
untuk mengatasi kebutuhan industry terutama manufaktur. SAP dapat membantu
pengguna dalam mengangani Customer Relationship Management, ERP , Product
Lifecycle, Supply Chain Management, dan Supplier Relationship Management. SAP
mengutamakan produknya bagi perusahaan kelas menengah ke atas.
2.6.
Biaya Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut
merupakan komposisi biaya pada implementasi ERP
Dimana,
Secara umum biaya implementasi bervariasi, sebagai berikut:
·
Skala SME (Small-Medium) berkisar dari
US$ 30.000 – US$ 700.000
·
Skala Medium berkisar dari US$ 700.000 –
US$ 3 juta
·
Skala besar lebih dari US$ 3 juta
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Enterprise
Resource Planning atau ERP adalah suatu sistem perangkat lunak (software) yang
mengintegrasikan manajemen data dan informasi dari keseluruhan fungsional
perusahaan yang meliputi keuangan, accounting, produksi,
penjualan, pembelian, human resources dan
fungsi-fungsi lainnya.
ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan dan
sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang
akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan.
ERP menjadi sistem yang bersifat enter
once, use many ways. Artinya, pengguna hanya menggunakan satu akses ke
dalam sistem dan akan mendapatkan tampilan serta hak akses sesuai dengan peran
dan tanggung jawab (role & responsibilities) yang
diberikan oleh perusahaan.
Kebutuhan akan ERP dalam
perusahaan muncul dikarenakan kekurangan dari
model sistem informasi tradisional yang bersifat terpisah, yaitu:
·
Banyaknya duplikasi atau redudansi data
karena sistem yang dimiliki masing-masing fungsional berbeda dan tidak
terintegrasi.
·
Pihak manajemen dan strategis kesulitan
mendapatkan informasi yang melibatkan data dari berbagai fungsional bisnis
karena diperlukan proses untuk mengintegrasikan data-data yang ada.
·
Data yang bersifat terpisah memiliki resiko
ketidakvalidan yang tinggi.
·
Pengguna yang harus mengakses sistem dari
beberapa fungsional bisnis direpotkan oleh banyaknya akun yang perlu diingat
untuk mengakses masing-masing sistem serta model user interface yang
terkadang berbeda pada masing-masing sistem sehingga perlu dipelajari secara
khusus.
Seiring berkembangnya dunia
teknologi informasi, sistem ERP juga semakin maju. Bahkan saat ini, sistem ERP
dapat diakses melalui berbagai perangkat mobile dari luar
perusahaan melalui internet, sehingga dapat dijangkau oleh pengguna kapanpun
dan dimanapun mereka berada. Hal ini tentunya juga diiringi oleh semakin
majunya mekanisme keamanan dari sistem tersebut.
Bentuk ERP pada tiap-tiap
perusahaan akan berbeda sesuai dengan kebutuhan dan scope dari
perusahaan tersebut. Perusahaan dapat membuat ERP mereka sendiri,
melibatkan developer atau membeli produk ERP yang sudah
disediakan oleh beberapa perusahaan
3.2.
Saran
Implementasi
ERP memang membutuhkan perlu mempertimbangkan tiga komponen penting dalam
sistem informasi yaitu business process, people dan IT. Dalam ERP juga
memerlukan keterlibatan (engagement) top management, project leader yang
“veteran” (sangat berpengalaman), dibutuhkan pihak ketiga untuk memberikan
pengetahuan dan keahlian, adanaya change management yang dipersiapkan secara
matang yang selaras dengan project planning, dan bagaimana manajemen mampu
menciptakan pola pikir tentang kepuasan yang disesuaikan dengan progress dari
project tersebut. Implememntasi ERP pun perlu dilihat sebagai sesuatu hal yang
memiliki implikasi strategis yang dapat membawa perusahaan menjadi lebih baik
dan mampu bersaing.
Yang paling penting
adalah bagaimana implementasi ERP diterima oleh user dan user merasa nyaman
atas hal baru ini, sehingga dibutuhkan training secukupnya kepada mereka.
Alangkah lebih jika user diikutsertakan dalam proses uji coba dengan vendor
sehingga mereka juga bisa melakukan assessment. Peranan SDM disini menjadi
salah satu faktor kritis, karena berbicara tentang ERP adalah tentang sebuah
sistem yang terintegrasi sehingga jika terjadi kesalahan di berbagai titik akan
berdampak signifikan bagi proses bisnis perusahaan. Sehingga, fasilitas TI ini
tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu semata, tapi juga bisa sebagai
business enabler.
Daftar
Pustaka
·
andrie07.wordpress.com/2011/11/16/implementasi-erp-pada-pt-semen-gresik
software erp sekarang udah jadi software prioritas dalam mengelola perusahaan dan sekarang telah banyak pilihan software yang dapat digunakan dan salah satu software pilihan terbaik dan telah banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia adalah Acumatica Indonesia
BalasHapus